Breaking News
Loading...
Saturday, September 5, 2009

membuka mata batin

MENEMPUH JALAN SPIRITUAL
MEMBUKA MATA BATIN


Mengaktifkan mata, hati dan telinga batin yang efektif adalah dengan banyak berdzikir dalam pengertian yang sangat luas. Dzikir berarti ingat pada Tuhan. Tentu bukan sekedar nama-Nya, melainkan hukum-hukum-Nya. Dan ketika kita sudah manunggal (kehendak) dengan Allah, atau manunggaling kawula gusti maka kitapun diberi hak untuk melihat dan berbicara dengan Mata dan Lidah-Nya (penjelasan tentang hal ini ada dalam hadis Qudsi riwayat Thabrani), tentu sesuai dengan kualitas “manunggal” yang kita lakukan. Seorang guru tasawuf mengatakan bahwa sekiranya tidak ada setan yang menghalangi, maka manusia dapat melihat kerajaan langit. Dan salah satu cara untuk menyingkirkan setan dalam hati manusia adalah dengan memperbanyak dzikir atau ingat kepada Allah.

Dijelaskan, dalam hati manusia ada dua wilayah kekuasaan. Satu wilayah dikuasai setan (nafsu jahat) dan wilayah lain dikuasai malaikat. Dua penguasa ini tiap saat selalu berperang. Hati yang selalu diisi dengan dzikir, wilayah setannya makin menyempit dan makin dominan wilayah malaikatnya. Artinya, makin intensif dzikirnya, makin sempit pula wilayah setannya. Karena itu, dzikir yang (benar-benar) dihayati dapat memberikan pengaruh yang sangat positif bagi kesehatan fisik maupun psikis (kejiwaan). Orang dapat terbebas dari stres, depresi, phobia dll karena tingkat keimanannya kepada Allah.

Secara alami, orang yang rileks dan nafsunya terkendali, ia memiliki hati yang lebih hidup. Instink pun menguat dan indera keenamnya membuka. Getaran-getaran halus mudah masuk karena terserap oleh hati dan qalb yang bermagnet itu. Proses ini pada puncaknya memunculkan apa yang disebut LADUNI, suatu ilmu dan pengetahuan yang datang bukan melalui (belajar) dengan manusia, melainkan karena kehendak langsung dari Dzat Yang Maha Kuasa.

Surat Al-Anbiya’ ayat ke : 79. Yang berbunyi :

Fa fahhamnaha Sulaimana wa kullan ataina hukman wa ‘ilman wa sakhkharna ma’a Dawudal jibala yusabbihna wat-tair, wa kunna fa’ilin.

Artinya :
Maka Kami telah memberikan pengetahuan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih kepada Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.

Dari makna ayat tersebut, ditinjau dari sisi hikmah (metafisika), seseorang yang menempuh laku spiritual melalui maka insya Allah diberikan berbagai hal. Diantaranya :

- Diberikan padanya pengetahuan dibidang ilmu dan hukum (tentang menjawab dan memutuskan suatu persoalan yang tepat).
- Diberikan ilmu hikmah tentang rahasia alam mati dan alam hidup (digambarkan dengan kalimat gunung dan burung).

Salah satu dari Imam besar yang mengamalkan doa atau amalan sebagaimana tersebut diatas adalah Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, penulis ribuan kitab kuning yang karena produktifnya sehingga “lupa” berumah tangga.

Ada dua cara mengamalkan amalan tersebut diatas. Yaitu :

- Dibaca sebanyak 11 (sebelas) kali dalam satu hari satu malam. Terutamanya dibaca ketika usai shalat dan masih suci dari hadas.
- Dibaca setelah shalat maghrib tiga kali saja. Namun untuk metode yang ini, setelah ayat tersebut, dilanjutkan dengan doa sebagai berikut :

- YA HAYYU YA QAYYUM, YA ROBBI MUSA WA HARUN, YA ROBBI IBRAHIMA YA ROBBI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.

- ALLAHUMMARZUQNIL FAHMA WAL ‘ILMA WAL HIKMATA WAL AQLA BIRAHMATIKA YA ARHAMAR RAHIMI.

Artinya :

- Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Yang Maha Kekal, Wahai Tuhannya Musa dan Harun. Wahai Tuhannya Ibrahim dan Tuhannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku berupa kefahaman (kemampuan memahami), dan ilmu, dan hikmah, dan akal (kecerdasan) dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Sesuai dengan artinya, seseorang yang istikomah (rutin) mengamalkan dan bersungguh-sungguh, insya Allah rezekinya tidak jauh dari seputar : Kecerdasan, ilmu, hikmah (bisa disebut metafisika).

Cara ke dua adalah kombinasi cara kesatu dan cara kedua, yang hanya membaca atau mengamalkan sehari dalam jumlah 11 (sebelas) dan amalannya hanya yang surat Al-anbiya : 79 saja, dan setelah usai shalat mahrib juga mengamalkan dengan jumlah amalan tiga kali tetapi dengan menambah doa sebagaimana yang diamalkan oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi.

Selain dengan cara kesatu dan kedua, cara mengamalkannya dengan memberikan “tekanan” pada bidang-bidang khusus. Yaitu, untuk kepentingan yang bersifat akal (kecerdasan intelektual) pada kalimat wal ‘aqla diulang sampai tiga kali, kemudian untuk yang bersifat metafisis (hikmah) memberikan pengulangan pada kalimat wal hikmata diulang tiga kali. Silakan Anda pilih yang mana. Yang pasti, dengan mengamalkan amalan tersebut diatas, insya Allah Anda diberi karunia berupa aktifnya indera-indera batin.

Namun demikian jangan mengamalkan dengan cara over dosis. Seseorang yang karena semangat untuk segera merasakan hasilnya mengamalkannya dengan jumlah ulangan 1000 (seribu) dalam satu hari. Apa hasil yang ia peroleh? Oleh keluarganya ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dianggap kena gangguan jiwa disebabkan ia sering mendengar suara-suara dari atas (langit?) sehingga sering membuatnya menangis, ketakutan dan tersenyum sesuai suara gaib yang ia dengarkan. Dan gangguan halusinasi itu hilang dengan sendirinya setelah ia meninggalkan (sementara) amalan yang dilakukan dengan cara over dosis itu.

Cara sederhana membuka indera keenam versi yang paling tradisional dapat dilakukan dengan berjaga pada malam hari. Pengertian “berjaga” bukan berarti begadang atau tidak tidur malam hanya untuk kepentingan menonton televisi.

Ada beberapa pendapat tentang mengurangi jam tidur untuk kepentingan olah batin. Yaitu, menjaga kerutinan untuk memulai tidur malam setelah jam 24.00 atau setelah tengah malam, karena pada saat pergantian masa itu terdapat energi kegaiban yang dapat diserap. Ada pendapat lain yaitu membiasakan tidur “sore” sekitar jam 21.00 kemudian bangun lebih awal (jam 03.00) kemudian melakukan ibadah dan olah batin melalui doa, dzikir, tafakur, dll.

Karena waktu sepertiga malam yang akhir ini para malaikat turun ke dunia dan mencari hamba-hamba Allah yang bertobat dan berdoa. Sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang paling baik untuk mengutarakan segala kebutuhan dunia dan akhirat. Bagi yang muslim, jika memilih menggunakan metode yang ini sebaiknya dilanjutkan hingga waktu subuh. Setelah shalat subuh dilanjutkan dengan beribadah yang lain dan tidak kembali tidur melainkan terus beraktivitas sesuai dengan profesinya, karena tidur lepas shalat subuh berarti membuang kesempatan istimewa menyongsong malaikat yang membagi rezeki.

Jika orang terdahulu mencari keheningan dengan pergi ke goa atau hutan, kita dapat menemukan suasana hening dan khusyuk itu di lingkungan rumah kita sendiri dengan cara berjaga pada sepertiga malam yang akhir, dan dilanjutkan dengan menyongsong tugas keseharian kita sebagai makhluk sosial. Kebiasaan bangun pagi dan menghirup udara segar dapat menyejukkan hati dan pikiran. Saat ketenangan ada dalam jiwa, gelombang otak kita rendah sehingga mata hati kita aktif. Dari hati yang “hidup” itu secara alami berdampak pada terbukanya indera keenam.

Untuk membuka indera keenam itu tidak cukup dengan ritual yang bersifat lisan (amalan doa, wirid) saja. Seseorang harus hidup lurus dan normal jauh dari stres. Kunci untuk memperoleh hal tersebut dengan rumus : Jangan terlalu banyak hutang kepada Tuhan dan sesama manusia. Jika kondisi sudah mendukung, amalan (apa saja) termasuk beberapa jenis amalan sebagaimana tersebut di atas dapat mengantarkan anda memiliki ketajaman mata hati. Sebaliknya, walau anda rajin melakukan ritual batin namun kehidupan Anda amburadul alias tidak normal, maka amalan batin apa saja yang ingin anda pelajari dan ingin kuasai akan menjadi sia-sia dan tiada hasil.




CARA MERUWAT DIRI
MEMBUANG SIAL - MERAIH KEBERUNTUNGAN


Cara belajar ilmu metafisika yang berhasil adalah jika kita dapat bersikap sebagaimana sikap orang tradisional. Bahkan seorang sufi menawarkan konsep belajar yang berkah melalui cara : Diam – Mendengarkan – Menjalankan – Mengembangkan.

Orang-orang zaman modern khususnya dari perkotaan dengan tingkat pendidikan yang tinggi, pada umumnya memiliki ciri khas yang bertentangan dengan konsep tersebut diatas. Mereka hendak berguru metafisika tetapi konsep yang dijalankan adalah : Banyak Bicara – Kritik – Ego – Analisis, dan puncaknya bersikap Apriori. Mereka datang dengan menonjolkan egonya. Jadi, bagaimana mungkin mereka dapat berhasil mempelajari hal-hal yang metafisika?

Namun sebagain dari orang modern ada yang dapat memfungsikan kedua bagian otaknya ( kiri – kanan ) secara berimbang. Orang dengan tipe ini tidak terjebak dalam kesombongan intelektual, namun juga tidak terjebak dalam wilayah mistik yang membabi buta. Intelektualitas mereka tidak akan hilang dan mereka tetap beruntung karena dapat merasakan manisnya ilmu metafisika.

Nah, Anda ingin berhasil belajar metafisika? Kata kuncinya adalah : Tergantung dari sejauhmana Anda dapat mengaktifkan otak imajinasi Anda. Bukan otak logika Anda.




CARA MERUWAT DIRI
MEMBUANG SIAL - MERAIH KEBERUNTUNGAN

Dalam kehidupan ini kita sering mengalami pasang surut. Keberuntungan hidup menjadi hal yang misterius. Bak kupu-kupu yang terbang ketika dikejar, dan (justru) hinggap disaat kita diam tak mengejarnya. Menurut orang bijak, rezeki tak dapat diburu, melainkan manusialah yang diburu rezeki.

Mengapa? Andaikan rezeki itu dapat diburu, maka di dunia ini tidak ada orang miskin, karena pada hakikatnya tidak ada orang yang ingin hidup miskin. Keberhasilan hidup ditentukan oleh sebab-sebab yang amat kompleks. Ada orang kaya karena sifat licik dan bakhil (pelit), ada pula yang karena jujur dan dermawan.

Terlepas dari urusan takdir, keberhasilan lebih berpihak pada orang yang didekati keberuntungan dan jauh dari kesialan. Karena itu, orang yang merasa dirinya kurang beruntung, berupayalah menempuh berbagai cara, termasuk diantaranya ikhtiar batin. Misalnya, dengan berdoa dan berpuasa diyakini mampu menghilangkan banyak hal yang menyebabkan keberuntungan tidak berpihak padanya.

Para santri lebih yakin dengan ritual semacam puasa, berdoa dan bersedekah, bahkan dalam upaya membuang sial dan meraih keberuntungan itu ada juga orang yang memilih cara merubah posisi rumah atau tempat usaha yang diyakininya dapat membawa hoki/keberuntungan.

Cara ini dekat dengan puasa yang dianjuran oleh agama. Yaitu, menjalankan puasa sunnah Senin – Kamis atau puasa pada pertengahan bulan, tanggal 13, 14, 15 berdasarkan kalender hijriyah.

Puasa Senin – Kemis lebih berat dilakukan karena dalam satu bulan melakukan puasa sembilan hari. Puasa pada pertengahan bulan lebih ringan karena hanya puasa tiga hari.

Para leluhur kita sering menasihati anak cucunya untuk tetap bertahan dengan laku prihatin. Karena mereka yakin, dengan laku prihatin itu, seseorang akan ditempatkan oleh Tuhan pada tempat yang terpuji.

Tradisi berpuasa adalah tradisi semua makhluk. Misalnya, ulat, hewan yang gatal dan menjijikkan, ketika ingin merubah nasibnya menjadi kupu-kupu, juga bertapa dalam goa kepompong. Maka, ulat yang semula berjalan merangkak, gatal dan menjijikkan bahkan makannya pun dari dedaunan, lalu diangkat derajatnya menjadi kupu-kupu yang indah bentuknya, dapat terbang tinggi dan makannya pun dari sari bunga. Dan itu terjadi setelah menyelesaikan puasa atau laku prihatinnya.

Nah, manusia yang ingin merubah nasibnya, dari yang semula dibawah kemudian menjadi dapat terbang tinggi, dari yang semula hanya makan daun berubah mengisap sari bunga, yang semula membuat takut (jijik) orang yang memandangnya) menjadi pribadi yang sedap dipandang, maka hendaknya rajin berpuasa.

Buang sial cara kedua adalah buang sial ala santri. Caranya jauh lebih sederhana, namun terkadang berat jika mengamalkannya secara rutin, yaitu melakukan perbuatan yang baik secara langsung (istikomah), walau itu perbuatan yang kecil.

Semisal, pada hari Jum’at bersedekah. Walau jumlahnya hanya Rp. 1.000,- Ada yang rutin membaca Surat Yasin, Waqiah, melakukan puasa sunnah Senin – Kamis, berpantang makan yang mengandung nyawa (hanya) pada hari Jumat saja, bershalawat kepada Nabi, dan itu dilakukan setiap hari, dengan tetap menjaga kerutinan dan keutuhannya, termasuk dalam jumlah yang harus diselesaikannya.

Melakukan kebajikan secara rutin atau istiqomah mencerminkan kesungguhan hati dan dapat mengantarkan seseorang pada tingkat karomah (kemuliaan). Perbuatan itu termasuk yang disukai Allah SWT.

Dalam hadis Nabi SAW bersabda : Allah sangat senang kepada seorang hamba yang bila bekerja ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Dan amal perbuatan yang disenangi Allah adalah yang dilakukan terus-menerus sekalipun kecil (sedikit).”

Banyak orang mencapai keberkahan hidup dan ketika ditanya apakah rahasia sukses yang dipegangnya, ia menjawab : Aku melakukan suatu amalan secara istiqomah.

Nah, jika anda ingin didekati keberuntungan dan dijauhi kesialan, silakan penjelasan ini dikembangkan sendiri. Apakah anda (hanya) mengamalkan sedekah, walau sedikit namun rutin, membaca shalawat Nabi dengan jumlah yang rutin, atau kebajikan lain yang anda yakin dapat merutinkannya.

Cara ini bersumber dari penemuan yang dilakukan oleh para ahli mistik Barat. Menurut penelitian yang dilakukan, ada energi alam yang terdapat dalam bunga-bungaan yang sangat bagus untuk mencerahkan energi batin manusia.

Penelitian dengan foto aura bahwa orang yang melakukan mandi bunga, cakra-cakra sebagai pusat energi menunjukkan adanya perubahan yang positif. Yaitu, yang semula cakra itu acak-acakan, berubah menjadi sempurna (bundar).

Mandi bunga yang benar dilakukan setelah mandi air garam. Bedanya dengan mandi bunga ala tradisional yang lebih menjolkan unsur mistisnya, mandi bunga secara modern diawali dengan aktivitas melayukan bunga itu pada air. Yaitu, memasukkan berbagai bunga dan menjemurnya pada panas matahari minimal tiga jam. Setelah airnya dingin baru digunakan untuk mandi.

Bunga yang layu itu, energinya akan menyatu dengan air. Nah, energi itulah yang difungsikan untuk penenangan dan mencerahkan cakra-cakra. Karena itu, mitos tentang mandi bunga yang diyakini mampu mendatangkan keberuntungan pun dapat diterima menurut versi ini.

Berdasarkan penelitian, mandi air garam yang secara metafisika diyakini mampu membuang energi negatif dan secara logika dapat mematikan virus dan bakteri, dilanjutkan dengan mandi bunga, sangat bermanfaat bagi orang yang jiwanya terhalangi oleh energi-energi negatif yang menyebabkan auranya tertutup.

Menurut ilmu metafisika, ibarat tubuh manusia itu besi yang mulai berkarat, mandi air garam berfungsi untuk melarutkan kerak atau karat itu. Sedangkan mandi bunga berfungsi untuk mengkilatkannya. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal, keduanya harus dilakukan. Untuk sebuah terapi, mandi bunga dan garam dilakukan minimal tiga kali dalam 1 Minggu.

Orang yang hidup jauh dari keberuntungan, selalu dirudung kesialan, berdagang bangkrut, bertani diserang hama, jadi nelayan tidak dapat ikan, buka praktek tidak ada pasien, dan segala yang tidak menyenangkan itu, agar dapat keluar dari kesialan itu, hendaknya banyak mawas diri.

Kesialan terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Selain faktor jatah atau ketentuan dari Tuhan, ada juga karena kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan pada masa yang lalu. Menurut kepercayaan, orang yang didekati kesialan adalah orang yang menjalani hidup secara tidak normal. Diantaranya :

- Durhaka kepada orang tua dan guru.
- Memakan harta anak yatim
- Merusak ketentraman rumah tangga orang lain/pagar ayu,
- Memanfaatkan barang milik umum (tempat ibadah, dll.),
- Menarik harta yang sudah diwakafkan dan,
- Segala hal yang keluar dari garis agama.

Sedangkan hal yang menyebabkan dekatnya seseorang dengan keberuntungan adalah apabila ia melakukan perbuatan yang serba baik. Diantaranya : Berbakti kepada orang tua dan guru, menyantuni anak yatim, menjaga kehormatan dan hak orang lain, berderma bagi kepentingan umum, ikhlas dengan harta yang sudah diwakafkan dan sebagainya.

Idealnya, pembersihan diri hendaknya dilakukan bersamaan antara upaya batin (berupa amalan) dan upaya lahir (tindakan). Dengan demikian, selain rajin puasa, berdoa, harus disertai berbuat yang baik dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. Ritual batin yang tidak diimbangi keinginan merobah prilaku, ibarat baju yang selalu dicuci, namun setiap saat baju itu dikotori dengan tanah.

Konsep apapun, posisinya seperti pil/tablet, yang memberiakan reaksi positif jika disertai dengan keinginan untuk merubah pola hidup lebih baik dan sehat. Ritual apapun jika dilakukan tanpa adanya keinginan untuk memperbaiki diri, ibarat anda mengonsumsi madu murni, namun jika bersamaan dengan itu anda suka melakukan begadang dan menggunakan obat-obat terlarang, maka madu itu pun tidak ada manfaatnya bagi kesehatan anda.


RAHASIA 40 HARI

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa barangsiapa membersihkan dirinya kepada Allah SAW selama 40 hari maka akan memancar dari hati dan lisannya sumber-sumber hikmah.

Pengertian “memancar dari hati dan lisannya sumber-sumber hikmah” adalah munculnya kebajikan, prilaku dan kecerdasan spiritual yang semula belum ada tiba-tiba menjadi ada. Dan adanya hal tersebut menyebabkan martabat seseorang menjadi naik, meliputi karisma, wibawa dan insya Allah rezeki dalam pengertian yang lebih luas.

Cara membuang sial dan meraih keberuntungan dapat dilakukan dengan laku 40 hari, yaitu setiap usai shalat subuh dan isyak membaca wirid, sebagai berikut.

- Ya Allah Ya karim, ya rahman ya rahim, ya qawiyyu ya matin x 41.

- Allahumma shalli ‘alaa Muhammad x 41 x.

- Membaca Alfatihah sekali. Khusus pada kalimat “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in diulang 41 kali.

- Hasbunallahu wa ni’mal wakil x 125.

- La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. x 41.

- Ya Allah, hamba mohon segala persoalan saya beres dan berkah. Amin.

Selama mengamalkan wirid ini disertai dengan menjalani prilaku yang bersih. Selama 40 hari harus banyak berbuat baik, bertobat dan menjauhkan diri dari maksiat. Insya Allah apa yang anda kehendaki dapat berhasil.

Tradisi mengasah batin selama 40 hari ini sebenarnya sudah menjadi tradisi nenek moyang kita. Manakala mereka menghadapi berbagai persoalan rumit, mereka mencari solusi dengan cara menyendiri (uzlah atau bertapa) pada tempat sepi, dan setelah itu (40 hari) mereka memperoleh suasana baru.

Mereka memiliki telinga baru untuk mendengar, mata baru untuk melihat, lisan baru untuk bertutur sapa dan otak dan hati nurani baru untuk menapaki kehidupan yang lebih berkualitas.

MAGNETIS TUBUH

Manusia diciptakan Tuhan dengan sebaik-baik ciptaan. Diantara karunia yang tersimpan dalam jiwa manusia adalah “daya tarik” yang lazim disebut daya magnetis tubuh. Daya tarik ibarat magnet yang mampu menarik benda lain yang lebih lemah seperti besi magnet yang mampu menarik besi yang lebih besar.

Menguatkan “magnet” jiwa, dapat ditempuh dengan berbagai cara. Cara apapun, sepanjang itu diyakini dengan sungguh-sungguh, insya Allah bisa.

RITUAL MALAM PERTAMA

Cara ini dilakukan tidak untuk menguatkan daya tarik pribadi, melainkan untuk keturunan kita. Sebagaimana kita ketahui, hampir setiap kelompok masyarakat, ada yang memiliki daya tarik (kharisma) yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain.

Daya tarik atau pengaruh yang muncul dari jiwa seseorang itu disebabkan oleh proses “penciptaan” awal disertai dengan aturan-aturan tertentu.

Agar anak yang akan lahir nanti memiliki karisma kuat, kedua orang tuanya harus memperhatikan etika disaat bersenggama awal (malam pertama). Yaitu :

- Bersenggama awal keduanya dalam keadaan berwudhu.
- Mengawali dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, mohon agar dikaruniai keturunan yang sempurna lahir batin.
- Saat bersenggama lebih mengedepankan niat beribadah, dan bukan melampiaskan nafsu syahwat semata.
- Saat bersenggama tetap mengingat Tuhan dan karunia yang dilimpahkan-Nya.
- Usai bersenggama segera mandi janabah, atau setidaknya berwudhu untuk mengurangi hadas.

Konon, menurut kepercayaan orang-orang tua kita, awal kali pertemuan dua spirma makhluk berlainan jenis yang sudah diikat dalam pernikahan, terlebih lagi jika sperma tersebut langsung menjadi janin, maka suasana batin kedua orang tuanya merekam kuat pada jiwa sang anak..

Pertemuan spirma itu ibarat tinta yang awal kali mewarnai sang anak. Jika saat itu kedua orang tuanya berada dalam kondisi batin yang bersih, maka spirmanya menghasilkan janin unggul dan setelah lahir menjadi manusia yang lebih unggul dibanding yang lain. Namun demikian, tugas kedua orang tua belum selesai. Anak tetap harus dididik dengan akhlak yang baik.


AURAD SURAT YUSUF

Cara kedua ini adalah teknik membangkitkan daya magnetik tubuh bagi mereka yang sudah dewasa atau baru menginjak dewasa.

Seseorang agar memiliki daya tarik yang kuat di tengah-tengah masyarakat, hendaknya mengamalkan wirid Surat Yusuf : 4 Idz qola Yusufu li abihi ya abati inni roaitu ahada ‘asyaro kaukabaw wasy-syamsa wal qomaro roaituhum li sajidin.

Dari ayat keempat Surat Yusuf ini dapat dimanfaatkan untuk ketentraman keluarga, kharisma umum, kharisma pribadi (khusus) dan kewibawaan, dengan cara :
- Jika dibaca utuh sebanyak tujuh kali setiap usai shalat fardhu dapat menentramkan keluarga menjadi lebih harmonis.

- Jika dibaca tujuh kali setiap usai shalat mahrib dan subuh, dapat meningkatkan daya kharisma.

- Jika bacaan depannya ditambah kalimat “Ya Abrozhu” sehingga berbunyi : Ya Abrozhu roaitu ahada ‘asyaro kaukabaw wasy-syamsa wal qomaro roaituhum li sajidin. Bermanfaat untuk meningkatkan daya wibawa.

- Jika ada penyisipan kalimat “ War rijal, wan-nisaa’, wa jami’il mahluqin” sehingga berbunyi : Idz qola Yususfu li abihi ya abati inni roaitu ahada ‘asyaro kaukabaw wasy-syamsa wal qomaro War rijal, wan nisaa’, wajami-il mahluqin, roaituhum li sajidin. Bermanfaat untuk daya tarik yang bersifat umum atau pribadi (khusus).

- Jika dibaca secara utuh sebanyak 4444 (empat ribu empat ratus empat puluh empat) dengan ditirakati selama 3 hari dengan puasa ruh, dan setiap 100 (seratus) bacaan ditiupkan pada minyak wangi, maka minyak itu memiliki kekuatan pelet.

DENGAN ASMAUL HUSNA

Caranya lebih sederhana, yaitu, minimal dalam 1 hari 1 malam, bacalah 99 asmaul husna, dimulai dari : Ya Allahu, Ya Rahmanu, Ya Rahimu, Ya Miliku, Ya Quddusu, Ya Salamu, Ya Mu’minu, Ya Muhayminu, Ya ‘Azizu hingga asmaul husna yang terakhir Ya Shaburu.

Banyak manfaat didapatkan dari membaca 99 asmaul husna secara rutin. Selain pahala dari Allah SWT, juga akan dihindarkan dari gangguan sihir, dikuatkan jasmaninya, dan ditambah segala nikmatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama. Yaitu, seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia ke dalam sorga.”

VERSI MELAYU

Ada ilmu pelet yang praktis, tidak pakai tirakat, dan hanya dibaca 3 kali dihadapan orang yang dikehendaki ditundukkan hatinya. Dan mantranya sebagai berikut:

Bismillahir rahmanir rahiim
Mayam, mayum, muayyah
Allah kasih Muhammad
Muhammad kasih Allah
Begitu pula dengan umatnya
Berkah kalimat La ilaha illallah
Muhammadur rasulullah


SEPUTAR ILMU PELET

Banyak orang memegang ilmu pelet justru menjerumuskannnya pada kehidupan yang amburadul. Misalnya, suka ganti-ganti pasangan, kawin-cerai, dan yang pasti, kurang menghormati kaum wanita karena ia beranggapan wanita mudah didapatkannya.

Hukum alam ini sangatlah adil. Orang yang menanam kebajikan akan memanen kebajikan. Sebaliknya, orang yang banyak menanam keburukan pun akan memaneh keburukan juga. Menabur angin menuai badai, menabur maksiat menuai kualat.

Bahkan menurut para pewaskita (orang yang memiliki pandangan mata batin), orang yang sering menyalahgunakan ilmu pelet, terlebih lagi jika berlanjut pada tindakan menzinahi korban ilmu peletnya, maka ia dililit oleh makhluk gaib berkepala babi. Dan adanya “makhluk” misterius itu, menyebabkan hidupnya amburadul.

Ilmu pelet jika dipegang orang yang mentalnya labih dan beriman lemah, justru menjadi bumerang yang akan merusak diri sendiri. Namun demikian, ilmu ini dapat dipelajari untuk disimpan dan hanya digunakan untuk hal-hal yang sangat mendesak.

Berdasarkan pengalaman, ilmu “daya tarik” yang aman dan baik adalah ilmu yang bersifat mahabbah (daya tarik) umum, karena reaksinya lembut dan tidak menyebabkan orang lain merasa “senang” diluar batas kewajaran.


MENGOBATI PENGARUH PELET

Seseorang yang berjiwa lemah, apabila dipengaruhi kekuatan ilmu pelet yang kuat, sering kali hilang kesadarannya.

Diantara tanda-tanda pengaruh pelet adalah:
- Sulit tidur, dan jika dapat tidur, mimpi bertemu dengan orang yang memeletnya.
- Disaat tidur suka menendang-nendangkan kaki.
- Disaat melamun, melihat bayangan wajah orang yang memeletnya.
- Suka menyendiri.
- Sulit menerima nasihat orang lain.
- Prilakunya kurang logis dan realistis. Semisal, tidak mau makan, mandi dsb.

Tentu bukan suatu jaminan bahwa seseorang yang mengalami gejala - gejala sebagaimana tersebut diatas ini, benar-benar terkena pelet atau dipelet seseorang. Terkadang pun ada orang yang “bingung” dan kasmaran disebabkan oleh kemauan sendiri.

Untuk mengetahui apakah seseorang itu terkena pelet beneran, cobalah obati dengan pelarut pelet yang alami. Yaitu : Ambil air kencing kuda jantan. Masukkan pada botol, bungkus kain hitam dan tanam pada tanah lapang dalam semalam.

Menurut pengalaman, kencing kuda yang sudah diembunkan itu dapat melarutkan pelet secara singkat. Caranya, tanpa sepengetahuan korban pelet itu, oleskan sedikit kencing itu pada jidatnya.

Cara lain, dapat juga menggunakan ekor anjing yang dipotong. Namun karena ini diyakini sebagai najis besar, saya tidak berani memberikan aturan mainnya. Cara lain mengobati pelet, dapat juga dengan menggunakan tiga rangkaian shalawat –Mahabbah, nuridz-dzati, Munjiyat-- sebagaimana terdapat dalam diktat “Rahasia Santet” atau secara rutin mengamalkan doa pelindung segala bahaya, Bismillahil ladzi la yadhurru ma-asmihi syai’un fil ardhi wala fissamaa-i wa huwas sami’ul ‘aliim. Doa dibaca minimal tiga kali setelah shalat mahrib dan subuh.


MENGATASI KESURUPAN

BELAKANGAN ini, fenomena kesurupan masal terjadi hampir terjadi di setiap wilayah Indonesia . Uniknya fenomena itu justru meningkat bersamaan dengan makin seringnya tayangan acara - acara mistis ditelevisi, khususnya penyembuhan supranatural yang mendramatisasi kesaktian penyembuh dan aktifitas histeris orang yang konon dirasuki makhluk halus.

Kesurupan masal secara fisik dapat dilihat dari munculnya perubahan kepribadian. Sering kali ditandai teriakan-teriakan, berbicara kacau, mengamuk bahkan terkadang mengaku sebagai pribadi lain.

Dunia kedokteran Internasional, khususnya psikiatri mengakui adanya fenomena ini sebagai keadaan trans pemilikan (possession trans), yaitu suatu perubahan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi dan biasanya dengan identitas baru.

Hal ini dipengaruhi oleh “energi lain” yang dipahami sebagai roh dan sebagainya dan pada umumnya diikuti keadaan lupa (amnesia penuh atau sebagian) terhadap kejadian dan setelah berlalu, merasakan kelelahan yang amat sangat.

Dalam pengamatan penulis, kasus “kesurupan” yang biasanya terjadi di lembaga-lembaga pendidikan adalah jenis trans desosiatif yaitu keadaan lupa sebagian yang sering disertai gerakan histeris.

“Kesurupan” (pakai tanda kutip) jenis ini pelakunya masih dapat mengingat apa yang baru dialaminya. Misalnya, setelah tersadar ia merasa didatangi makhluk berjubah putih, berjenggot panjang dan sebagainya. Dan jenis trans ini ditinjau dari disiplin ilmu metafisis disebut “kesurupan setengah hati” akibat terinduksi kejadian disekitarnya, dan bukan karena faktor mistis (roh, setan, jin), dll.

Artinya, hal tersebut adalah proses yang alamiah ketika seseorang (biasanya remaja putri berusia 12 – 45 tahun) yang semula ingin membantu atau menonton temannya yang “kesurupan” lalu tertular “kesurupan setengah hati”. Biasanya, mereka yang mengalami gejala ini pernah mengalami depresi, cemas, panik, atau stres pancatrauma.

Dalam kitab At-Thibbun Nabawi oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi dijelaskan, penyebab penyakit bersumber dari : Iklim, salah makan, racun, luka, pikiran (psikis) dan gangguan roh halus.

Berdasarkan kesimpulan itu, adalah kurang bijaksana jika setiap kita menyaksikan gejala ganjil, dengan tanpa meneliti terlebih dahulu lalu memvonis akibat faktor roh, jin atau setan.

Kesimpulan kurang bijak itu justru memberikan kesan seram pada suatu lingkungan (sekolah, perusahaan) secara “turun-temurun” hingga merekamkan sugesti negatif pada pribadi-pribadi yang lemah.

Proses “kesurupan” massal itu sebenarnya alamiah. Jika sekelompok orang berkumpul, dan salah satu ada yang kencing atau menguap, teman yang lain pun ikut ingin kencing atau menguap. Atau ketika kita melihat orang makan buah asam, hanya dengan memperhatikan saja, maka kita pun merasakan ikut merasakan keasaman.

Proses kesurupan masal, aslinya boleh jadi hanya seorang saja yang kesurupan. Jika kemudian menular pada (wanita) disekitarnya yang menonton, ini tidak beda dengan ikut keasaman karena melihat orang makan asam.

Karena itu, cara praktis untuk mencegah merluasnya “kesurupan” masal, “biang”-nya atau orang yang berprilaku nyleneh harus segera diisolasi agar tidak ditontonan rekannya, khususnya pelajar putri.

Yang kita saksikan di layar kaca saat ini justru pelajar putri ikut menolong rekannya dengan “cara” yang diyakini dapat mengusir roh. Bahkan para guru biasanya atas saran “orang pintar” mengumpulkan siswi yang diduga kesurupan itu lalu melakukan ritual “mengusir setan-jin” secara masal.

Jika cara ini yang dilakukan, akibatnya justru memperluas gejala “kesurupan”. Apalagi jika itu melibatkan “orang luar” dengan atribut yang seram sering kali justru kontra produktif. Karena mereka yang memiliki kepribadian lemah justru terimbas dengan apa yang terjadi disekitarnya.

Gelombang Pikiran
Proses sugesti masal yang menyebabkan seseorang berprilaku abnormal menurut ilmu hipnoterapi adalah proses perubahan gelombang otak.. Terjadinya perubahan gelombang otak dari Beta (sadar) menuju Alpha – Theta menyebabkan seseorang mudah menerima sugesti atau saran dari luar sekaligus memiliki kepekaan mengingat masa lalu (memori-balik) sehingga apa yang tersimpan pada alam bawah sadarnya akan muncul dalam gerak motorik kasar maupun halus, tergantung dari latar belakang budaya pribadi yang “kesurupan” itu.

Maka, yang terjadi pada setiap daerah tipe orang “kesurupan” berbada-beda. Ada yang sembuh setelah diasapi dengan kemenyan, bunga, bacaan mantra dan doa-doa tertentu. Bahkan penulis memprediksi, (mungkin) untuk kurun 10 tahun mendatang, di perkotaan, untuk mengusir “roh pengganggu” itu tidak lagi dengan menggunakan sarana seperti kemenyan, bunga, candu lagi, melainkan dengan sarana yang lebih elit semacam shabu-shabu, ekstasi, dll..

Mengatasinya?
Dalam ilmu jiwa, bahwa antara pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan. Apa yang masuk dalam pikiran, akan direspon pula oleh fisik. Maka, langkah pencegahan munculnya kasus “kesurupan” masal adalah, berikan keseimbangan antara religi dan lagika. Selalu berpikir positif dan hindari untuk (selalu) menghubung-hubungkan fenomena alamiah dengan hal yang mistis.

Dan jika kasus “kesurupan” itu sudah terjadi, lakukan isolasi, jangan sampai menjadi tontonan remaja putrid, karena semakin menyebar berita mistis itu, proses “sugesti masal” akan cepat menyebar dan akan memperparah keadaan.

Tidak setiap fenomena yang diduga sebagai kesurupan itu adalah kesurupan yang sesungguhnya dalam artian karena faktor roh halus. Dan itu sudah dibuktikan orang-orang terdahulu dalam mengobati apa yang diduga kesurupan melalui cara yang alamiah.

Misalnya, penyembuhan dari trans dengan bau – bauan menyengat, mengoleskan terasi busuk dicampur keringat ketiak lalu ditempelkan pada lobang hidung atau memberikan kejutan-kejutan dengan menekan titik akupuntur antara ibu jari dengan telunjuk yang belakangan dikenal sebagai “titik kesadaran” yang berhubungan dengan organ jantung.

Hasilnya, orang yang semula mengalami trans dapat tersadar.. Bahkan belakangan para medis pun mengatasi kasus dugaan “kesurupan” dengan suntik penenang atau obat tidur.

Menurut penulis, melihat fenomena kejiwaan hanya dari satu sisi (mistis) saja, adalah langkah mundur ditengah ilmu pengetahuan yang sudah maju. Bahkan boleh jadi roh halus jika selalu difitnah dan dianggap biang kerok dari setiap kasus histeris masal itu tersinggung hingga menebarkan penyakit beneran.

Tulisan ini tidak mewakili kepentingan salah satu aliran penyembuhan. Terapi spiritual memiliki wilayah tersendiri dan efektif untuk penyakit yang masih misteri (yang belum terdeteksi secara medis). Sebaliknya, terapi ilmiah pun efektif menangani kasus yang tidak dapat ditangani secara mistis.

Mengatasi gejala kesurupan masal, jika penyebabnya dari faktor metafisis, lakukanlah dengan doa-doa penyembuhan. Dalam hal ini memang ada sebagian orang atau kelompok yang sudah membakukan ayat-ayat tertentu yang harus dibaca seorang penyembuh dihadapan orang yang hendak diobati.

Berdasarkan pengalaman penulis, dapat saja seseorang mengobati kesurupan baik secara perorangan atau masal (hanya) dengan bekal “sebagian” ayat atau doa yang diyakininya. Misalnya, Ayat Kursi, Surah An – Nas, Al Falaq, atau amalan yang pernah diijazahkan para ahli hikmah (hukama) kepadanya.

Pengalaman penulis, untuk mengobati kesurupan karena factor metafisis (ghaib) yang paling utama justru bagaimana kita mengndisikan hati kita untuk tetap tenang dan ikhlas.

Energi negatif apakah itu jin, setan dan sebangsanya, berdasarkan sejarah masa lalu sangat takut (kalah) pada orang yang hatinya ikhlas. Anda dapat mengambil pelajaran dari kisah seorang rohaniwan hendak menebang pohon yang disembah penduduk, saat setan menghalanginya, setan itu dapat dikalahkan.

Disaat kalah, setan menggunakan rayuannya agar pohon itu tidak perlu ditebang, dan sebagai gantinya setan berjanji akan mengirim sejumlah uang setiap pagi di bawah bantal sang rohaniwan.

Selama tiga pagi, setan benar-benar memenuhi janjinya. Di bawah bantal rohaniwan itu selalu ada uang yang datang secara gaib. Namun pada pagi yang keempat, uang itu tidak ada. Rohaniwan kemudian marah dan segera mengambil kapak untuk menebang pohon yang disembah-sembah penduduk. Ditengah perjalanan, langkah rohaniwan itu dihentikan setan. Terjadi perkelahian. Namun kali ini setan yang menang.

Rohaniwan berilmu tinggi itu kalah. Kenapa? Anda harus tahu bahwa motivasi seseorang menentukan hasil yang akan diraihnya. Pada perkelahian awal, rohaniwan menang lantaran hatinya ikhlas karena ingin menegakkan tauhid. Namun untuk perkelahian kedua, dia kalah karena motivasinya marah pada setan lantaran tidak dikirimi uang.

Anda yang punya lobi dengan wartawan televisi, berhati-hatilah saat menangani kasus kesurupan yang murni faktor magis. Jika anda mengobati karena niat untuk show atau ditonton banyak orang, bersiap-siaplah untuk gagal. Saat hati tidak bersih, bersiaplah untuk dipermalukan roh-roh pengganggu itu.

Tentang amalan
Jika hati sudah ditata bersih dari keinginan yang bersifat show dan materi, amalan apa saja yang Anda ketahui, bacalah. Jenis bacaan tidak menentukan. Standar keberhasilan sering kali justru terjadi karena unsur yang bersifat hati.

Selain Ayat Kursi, An-Nas, Al-Falaq, dll, anda dapat saja menggunakan petikan dari Alquran. Penulis sering mengatasi kesurupan cukup dengan satu jenis amalan saja. Yaitu, membaca amalan yang dulu diijazahkan almarhum guru saya dari Surat Yunus ayat ke 81 : Qola muusa maa ji’tum bihis-sihr, innallaha sayubthiiluh, innallaha yuslihu amalal mufsidin.

Amalan ini diijazahkan pada saya dengan cara diwirid rutin minimal tiga kali ulangan dalam sehari semalam. Dan jika digunakan untuk mengobati kesurupan, dibaca tiga kali dengan menahan napas sembari memegang jari tangan atau kaki atau anggota badan yang lain. Selain mujarab untuk kesurupan, bayi rewel, orang stress insya Allah banyak sembuhnya. Cobalah!!

Dapat juga Anda memadukan cara batin dan fisik. Yaitu, membaca ayat tersebut sambil memijit-mijit bagian antara pangkal ibu jari dan telunjuk. Pada bagian ini terdapat titik akupuntur yang berhubungan dengan jantung. Jika tombol syarafnya ditekan, proses sadar itu akan lebih cepat.

Lantas bagaimana jika kesurupan itu karena faktor psikologis. Misalnya, pelajar putri yang tertekan karena padatnya kegiatan belajar menjelang Ujian Negara atau tekanan materi karena dipaksa hidup pada zaman modern sementara ekonomi keluarga pas-pasan?

Kasus yang seperti tersebut diatas yang paling efektif justru melalui pendekatan (nasihat) keagamaan dan perlunya relaksasi yang cukup. Misalnya, dengan menonton film kartun, lawak dan acara apa saja yang dapat membuatnya tertawa lepas.
Copyright © 2013 ilmu ghaib, ilmu pelet, trawangan dan makrifat All Right Reserved